Lambang Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah ternyata dapat dibagi menjadi 17 item simbol yang dapat diartikan, dimaknai sesuai dengan penggambarannya. Hemat penulis, 17 item tersebut adalah :
1. PERISAI
Lambang Kabupaten Blora berbentuk Perisai, artinya masyarakat Kabupaten Blora diharapkan mampu turut melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah negara Indonesia serta ikut melestarikan ketertiban dunia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam istilah Jawa disebut dengan "Mamayu Hayuning Bawana"
2. BINTANG SEGI LIMA
Bintang segi lima merupakan lambang spiritualitas manusia Kabupaten Blora yang berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap saat merasa dekat dengan Tuhan. Dan menjalankan peribadatan sesuai dengan agama maupun kepercayaannya masing-masing.
3. PADI DAN KAPAS
17 bulir padi dan 8 buah kapas memiliki makna filosofis tentang semangat kerja keras masyarakat Kabupaten Blora untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila persis seperti semangat para pendahulu bangsa ketika memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
4. MENARA MINYAK
Tripod atau menara minyak berwarna putih menggambarkan kekayaan alam atau natural resources di Kabupaten Blora berupa minyak dan gas bumi. Warna putih bermakna filosofis bahwa masyarakat Blora selalu berusaha bersikap bijak dalam kegiatan ekplorasi maupun eksploitasi sumber energi tak terbarukan di Kabupaten Blora tercinta ini.
5. TOMBAK TRISULA
Tombak trisula bergagang merah melambangkan ketegasan sikap masyarakat Kabupaten Blora. Bilah trisula berwarna putih menghadap ke bawah melambangkan ketajaman fikir masyarakat Kabupaten Blora dalam menganalisa segala sesuatu. Asalkan tidak mengancam kesatuan NKRI, stabilitas Pemerintah RI, dan keamanan Rakyat Indonesia maka segala sesuatu itu masih dapat dinegosiasikan.
6. DUA PEGUNUNGAN
Dua pegunungan berwarna kuning melambangkan lokasi Kabupaten Blora terletak diantara dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng Utara dan Pegunungan Kendeng Selatan. Berwacana bahwa masyarakat Kabupaten Blora akan terhindar dari bencana alam entah itu kekeringan total, angin topan, bahkan dampak aktivitas vulkanik maupun tektonik asalkan masyarakatnya tetap turut menjaga kelestarian kedua pegunungan ini.
7. ENAM POHON
Enam batang pohon subur menghijau menunjukkan bahwa sepanjang tahun di Kabupaten Blora selalu menjaga keberadaan 6 kelompok tanaman unggulan yang berbeda. Dari 6 kelompok tadi mempunyai 6 kelas berbeda, begitu seterusnya, bila dimungkinkan dari ordo, famili, genus dan akhirnya menjadi 6 spesies yang berbeda pula. Tinggi pohon yang tidak sama menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Blora diharapkan menjaga kelestarian tanaman di sekitarnya.
8. EMPAT ALIRAN AIR
Empat aliran air melambangkan sejatinya ketercukupan air bagi masyarakat Kabupaten Blora telah tersedia sejak dahulu kala. Sumber mata air besar tersedia di 4 penjuru Kabupaten Blora. Di wilayah timur terdapat bengawan Solo dan anak-anak sungainya, begitu pula di wilayah Selatan. Di wilayah barat terdapat sumber air dari pegunungan Todanan, dan di sebelah utara sangat tercukupi dari sumber mata air Pegunungan Kapur Utara. Hanya memang perlu campur tangan manusia dalam pembagiannya, baik untuk produksi maupun konsumsi.
9. RUANG HITAM DI BAWAH PERMUKAAN AIR
Bila permukaan tanah Kabupaten Blora digambarkan sebagai 'batok bolu', maka warna hitam di bawah permukaan air digambarkan sebagai 'isi madu' yang sangat pekar. Sangat manis bila dicicipi, namun akan membuat mabuk dan muntah bila terlalu banyak dinikmati. Begitu pula dengan sifat minyak bumi. Warna hitam tersebut melambangkan kekayaan sumber minyak dan gas bumi serta mineral lainnya. Namun harus bijaksana dalam pengelolaannya.
10. BIRU LANGIT
Langit membiru di bagian atas melambangkan ketercukupan oksigen di wilayah Kabupaten Blora. Dalam skala global, oksigen serta lapisan ozon sangat penting bagi keberlanjutan hidup hewan dan manusia. Lubang pada lapisan ozon dan tipisnya oksigen akan berakibat fatal, memungkinkan jadi penyebab runtuhnya beberapa negara. Dan ini tak akan terjadi untuk Kabupaten Blora asalkan masyarakat Kabupaten Blora tetap menjaga kelestarian alamnya.
11. KALA MAKARA
Kala Makara melambangkan bahwa biar bagaimanapun masyarakat Kabupaten Blora tetap menjaga dan akan tampil sebagai penjaga keluhuran tradisi nusantara, meskipun sangat sering kedatangan orang manca setiap tahunnya. Orang manca yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk belajar atau sekedar baerkunjung saja.
12. LINGKARAN EMAS
Lingkaran berwarna kuning emas yang membingkai Kala Makara melambangkan keluwesan masyarakat Kabupaten Blora. Diharapkan setiap orang Kabupaten Blora mampu menghormati orang manca yang berkunjung ke Blora, serta mampu beradaptasi dengan lingkungan dan masyarakat saat berada di luar wilayah Kabupaten Blora.
13. BINGKAI MOTIF WURAWARI
Bingkai motif bunga sepatu atau bunga Wurawari sebagai pengingat bahwa di wilayah Kabupaten Blora pernah terdapat peradaban besar yang dipimpin oleh seorang Aji bernama Wurawari. Entah baik atau buruk nenek moyang kita, kita tetap harus menghormatinya, menceritakan segala kebaikannya, dan meminimalisir cerita tentang keburukan yang mungkin pernah dilakukannya. Tiada manusia yang sempurna. Masyarakat Kabupaten Blora tetap akan 'mikul dhuwur mendhem jero' terhadap para leluhurnya.
14. NAMA 'BLORA'
Nama Blora yang tertulis pada lambang Kabupaten Blora adalah sebagai penegas bahwa lambang ini adalah milik masyarakat Kabupaten Blora. Diharapkan orang Kabupaten Blora merasa bangga terhadap Kabupatennya sendiri. Bila ternyata belum ada yang membuat bangga, maka harus berbuat sesuatu yang akhirnya dapat membuat orang Kabupaten Blora bangga terhadap kabupatennya sendiri. Pemilihan huruf berwarna hitam, karena hitam adalah lambang kecerdasan dan kebijaksanaan.
15. BINGKAI KUNING NAMA BLORA
Bingkai kuning pada nama 'BLORA' melambangkan konsistensi masyarakat Kabupaten Blora dalam menjaga kemuliaan perilakunya dan tegas dalam melaksanakan setiap kebijakan maupun kesepakatan yang telah menjadi keputusan atau mufakat bersama.
16. SELENDANG MERAH
Selendang merah melambangkan bahwa masyarakat Kabupaten Blora telah diakui dunia sebagai manusia yang beradab, berkeseninan dan berbudaya. Masyarakat Kabupaten Blora telah ada sejak jaman Paleolitikum, semakin berbudaya sejak jaman Neolitikum yang menghasilkan peradaban megalitikum, hingga sekarang ini. Dan masyarakat kabupaten Blora tetap akan beradab, berkesenian dan berbudaya hingga akhir nanti.
17. SESANTI
Sesanti "Cacana Jaya Kerta Bhumi" merupakan kalimat sandi atas tahun yang diyakini sebagai tahun berdirinya Kabupaten Blora, yaitu pada tahun 1749. Sesanti ini dapat pula diartikan sebagai semboyan atau doa agar Kabupaten Blora menjadi 'Tempat yang Makmur, penuh Kejayaan serta Kedamaian' sepanjang masa. Klik Video 17 Arti Filosofi Lambang Kabupaten Blora untuk melihat gambaran detailnya.
Dikarang oleh : Heri ireng